Masjid Bayan Beleq

Masjid Bayan Beleq merupakan sebuah mesjid kuno yang bentuknya sederhana sebagai bukti sejarah awal masuknya islam di Pulau Lombok yang telah dijadikan sebagai salah satu situs sejarah di Indonesia

Masjid Bayan Beleq


Masjid Bayan Beleq merupakan sebuah mesjid kuno yang bentuknya sederhana sebagai bukti sejarah awal masuknya islam di Pulau Lombok yang telah dijadikan sebagai salah satu situs sejarah di Indonesia. Masjid ini terletak di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara berjarak ± 87km dari Kota Mataram. Menurut sejarah Masjid Bayan Beleq dibangun sekitar abad ke- 16M. Di halaman masjid terdapat 2 buah beringin yang rindang dan besar, beberapa makam yang di batu nisannya tercatat beberapa nama antara lain Pawelangan, Titi Mas Puluh, Sasaid dan Karem Saleh yang merupakan penyebar islam di Pulau Lombok. Dalam kehidupan sehari-hari, masjid ini tidak difungsikan sebagai tempat ibadah kecuali pada hari-hari tertentu saja seperti Maulid Nabi, shalat tarawih dan idul fitri. Masjid Bayan Beleq berdiri di sebidang tanah seluas 1,5 hektar dan memiliki ukuran 9×9 meter, Arsitektur bangunan masjid menunjukkan adanya  percampuran antara arsitektur Hindu-Bali, Islam-Jawa dan Lombok. Pada tengah bangunan terdapat 4 tiang kayu yang menunjukkan adanya kesamaan konstruksi soko guru dalam arsitektur Jawa. Hal ini menjadi bukti pengaruh arsitektur Jawa cukup kental dibangunan masjid ini. Selain itu adanya pengaruh arsitektur Joglo Jawa meskipun terdapat beberapa perbedaan seperti  bagian atap, arsitektur Joglo Jawa tipe Tajug atapnya terdiri dari 3 lapis sedangkan pada Masjid Bayan Beleq terdiri dari 2 lapis. Bagian lain yang terlihat berbeda adalah lapisan atas yang disebut Brunjung, pada arsitektur Joglo Jawa kemiringannya lebih tajam dibandingkan lapisan bawah yang disebut Penanggap sedangkan pada Masjid Bayan Beleq keadaannya terbalik dimana kemiringan pada Penanggap lebih tajam dari pada Brunjung. Pengaruh dari arsitektur Hindu-Bali terlihat dari bentuk atap pada masjid. Muatan arsitektur lokal terlihat dari ukuran dinding yang sangat pendek ± 1,5 meter, ukuran pintu yang sama dengan dinding, hanya terdapat 1 pintu tanpa jendela dan bahan konstruksi bangunan berupa tiang dari kayu, dinding dari anyaman bambu, atap dari belahan bambu ( Santek ), pagar dari bambu, lantai dari tanah yang dipadatkan menunjukan kesamaan dengan rumah adat Lombok.

Share This