Desa Adat Sade

Desa Adat Sade adalah salah satu tempat yang masih tetap mempertahankan budaya dan adat istiadat Suku Sasak yang merupakan penduduk asli Pulau Lombok

Desa Adat Sade


Pulau Lombok khusus wilayah Lombok Tengah tidak saja diberkahi dengan keindahan alam berupa pantai-pantai, bukit-bukit, hutan, air terjun yang mengagumkan tetapi juga diberkahi kekayaan budaya dan adat istiadat yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini. Desa Adat Sade adalah salah satu tempat yang masih tetap mempertahankan budaya dan adat istiadat Suku Sasak yang merupakan penduduk asli Pulau Lombok. Desa Adat Sade terletak di Dusun Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah berjarak ± 30km dari Kota Mataram. Desa  Adat Sade yang memiliki luas ± 5 hektar ini, diperkirakan sudah ada sejak 600 tahun yang lalu dan sejak masa Hindia Belanda tempat ini sudah dijadikan tujuan wisata budaya. Bangunan tradisional Suku Sasak yang bisa dijumpai di Desa Adat Sade berupa Bale Tani dan Lumbung. Bale Tani merupakan bangunan yang dipergunakan sebagai tempat tinggal sedangkan Bale Lumbung merupakan sebuah bangunan yang biasanya diperuntukan sebagai tempat menyimpan segala kebutuhan sehari-hari dan hasil panen berupa padi, jagung, kedelai dll. Bale Tani terbuat dari material kayu, dinding-dinding dari anyaman bambu dan daun rumbia atau alang-alang kering sebagai atap. Lantai Bale Tani terbuat dari campuran tanah, getah pohon dan abu jerami yang kemudian dicampur dengan kotoran kerbau. Bale Tani dibagi menjadi 2 bagian bangunan yaitu Bale Dalam dan Bale Luar. Ruangan Bale Dalam biasanya diperuntukkan untuk anggota keluarga wanita, yang sekaligus merangkap sebagai dapur. Sedangkan Bale Luar diperuntukkan untuk anggota keluarga lainnya, dan juga berfungsi sebagai ruang tamu. Antara Bale Dalam dan Bale Luar dipisahkan dengan pintu geser dan anak tangga. Di dalam ruangan Bale Dalam terdapat dua buah tungku yang menyatu dengan lantai yang terbuat dari tanah liat biasanya diperuntukan untuk memasak. Masyarakat di perkampungan Desa Adat Sade biasanya memasak dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Bale Dalam hanya memiliki satu buah pintu tanpa jendela, posisi pintu berada di depan sebagai satu-satunya jalan  keluar-masuk penghuni rumah. Tepat pada bagian depan rumah posisi Bale Lumbung berada. Terdapat pula bangunan lain yang menjadi ciri khas bangunan rumah adat Suku Sasak yaitu Berugak. Berugak adalah sebuah bangunan panggung berbentuk segi empat yang tidak memiliki dinding, tiangnya terbuat dari bambu beratapkan alang-alang dan disangga oleh empat tiang (sekepat) atau enam tiang (sekenem). Berugak berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu, berkumpul, berbincang-bincang, pertemuan anggota keluarga. Biasanya Berugak posisinya berada di depan samping kiri atau samping kanan Bale Tani. Desa Adat Sade dihuni oleh ± 260 kepala keluarga atau sekitar ± 715 jiwa. Sebagian besar  penduduk di Desa Adat Sade bermatapencaharian sebagai petani dan menenun adalah pekerjaan sampingan kaum wanita di sini setelah selesai bekerja di sawah. Alat yang digunakan menenun merupakan peralatan tenun tradisional yang sangat sederhana. Hasil tenunan mereka beraneka ragam seperti taplak meja, kain sarung, kain songket, selendang, dan lain-lain. Masyarakat di Desa Adat Sade memiliki tradisi yang terbilang unik yakni prosesi menanam batu nisan untuk orang yang sudah meninggal. Penanaman batu nisan dilakukan tergantung pada kemampuan masing-masing keluarga yang ditinggalkan dan prosesi ini dihadiri oleh anggota keluarga yang ditinggalkan serta para tetangga. Bagi keluarga yang mampu biasanya tradisi penanaman batu nisan dilakukan seminggu setelah meninggal, tapi bagi yang kurang mampu biasanya tradisi ini dilakukan pada 100 harinya. Dalam kehidupan sehari-hari Desa Adat Sade masih kuat memengang budaya dan adat istiadatnya. Hal ini tampak pada budaya gotong royong yang masih tetap dilestarikan hingga saat ini.

Share This