Pura Meru

Pura Meru merupakan pura terbesar yang berada di Pulau Lombok yang berfungsi sebagai tempat persembahyangan bagi pemeluk Hindu

Pura Meru


Salah satu warisan budaya  umat Hindu di Pulau Lombok yang berupa bangunan Pura banyak terdapat di wilayah  Cakranegara, Mataram, Pagesangan, Pagutan dan sekitarnya. Pura-pura ini merupakan peninggalan yang memiliki nilai penting bagi perkembangan tradisi dan budaya Bali di Pulau Lombok. Salah satu  pura yang menjadi bagian dari sejarah keberadaan umat Hindu di Pulau Lombok adalah Pura Meru. Pura Meru terletak di Kecamatan Cakranegara, Kota Madya Mataram, berjarak ± 3km dari Kota Mataram. Pura Meru merupakan pura terbesar yang berada di Pulau Lombok yang berfungsi sebagai tempat persembahyangan bagi pemeluk Hindu. Didirikan pada masa kerajaan Singasari Karang Asem Lombok, semasa raja A.A Anglurah Ketut Karang Asem pada tahun 1774. Pura ini didirikan selain untuk sembahyangan juga bertujuan mempererat, mempersatukan kekeluargaan dan kebersamaan dalam usaha mencapai kemakmuran dan kepentingan bersama dari 5 kerajaan kecil atau puri yang dibangun oleh A.A Anglurah Ketut Karangasem setelah berhasil menguasai Pulau Lombok bagian barat. Adapun 5 kerajaan kecil yang dibangun tersebut adalah Kerajaan Singasari, Mataram, Pegesangan, Pagutan, dan Sengkono Karangasem. Dilihat dari bangunannya, Pura Meru memiliki 3 halaman yang masing-masing dipisahkan dengan pagar tembok. Halaman paling luar disebut Nista Mandala terdapat satu bangunan kecil dan tinggi yang disebut Bale Kul-kul dan terdapat satu kentongan yang digunakan untuk memanggil orang yang akan mengikuti sembahyangan. Halaman ini digunakan sebagai tempat berkumpul bagi orang yang akan mengikuti upacara pada hari raya/upacara khusus. Halaman kedua disebut Madya Mandala, terdapat dua buah rumah panggung besar dan tinggi yang disebut Bale Gong Kembar/Bale Penghunian. Tempat ini dipergunakan untuk mempersiapkan sesajian dan segala sesuatu yang akan dipakai dalam upacara. Halaman ketiga disebut Utama Mandala, adalah ruangan tersuci dan letaknya di belakang, terdapat tiga buah pura atau meru. Meru yang terletak di sisi utara tempat bersemayam Sang Hyang Sadha (Wisnu), di sisi tengah tempat Sang Hyang Pratama Siwa (Iswara), dan sisi selatan tempat Sang Hyang Rudra (Brahma). Selain itu, terdapat pula bangunan Padmasari, bale/balai, dan 33 buah sanggar kecil yang merupakan perwakilan banjar yang ada. Pura Meru  memiliki ukuran  tapak datar dengan panjang ± 174 meter  dengan lebar 51 meter, atau memiliki luas sekitar 8.873 m2 (88,73 are).

Share This