Pantai Kuta

Pantai Kuta yang ada di Pulau Lombok memiliki hamparan pasir putih yang bersih dengan garis pantainya membentang sepanjang 2,7km, air lautnya yang jernih berwarna biru kehijauan, bukit-bukitnya yang hijau dan taman lautnya berupa terumbu karang dengan ikan-ikannya yang cantik menjadikan tempat ini begitu istimewa

Pantai Kuta


Pantai Kuta biasanya identik dengan salah satu pantai yang begitu terkenal di Pulau Bali. Di Pulau Lombok pun terdapat Pantai Kuta, dengan pemandangan alam yang tidak kalah menarik dengan yang ada di Pulau Bali. Pantai Kuta yang ada di Pulau Lombok memiliki hamparan pasir putih yang bersih dengan garis pantainya membentang sepanjang 2,7km, air lautnya yang jernih berwarna biru kehijauan, bukit-bukitnya yang hijau dan taman lautnya berupa terumbu karang dengan ikan-ikannya yang cantik menjadikan tempat ini begitu istimewa. Pantai Kuta Lombok terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah berjarak ± 72km dari Kota Mataram. Disisi barat pantai terdapat sebuah bukit yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk menikmati indahnya matahari tenggelam. Bukit ini oleh masyarakat setempat dinamai bukit Mandalika. Nama Mandalika sangat erat hubungannya dengan legenda rakyat yang dipercayai masyarakat sekitar sebagai nama seorang putri. Menurut cerita, Putri Mandalika adalah putri Raja Tonjang Beru dan Permaisuri Dewi Seranting dari Kerajaan Tanjung Bitu di selatan Pulau Lombok. Dikisahkan Putri Mandalika memiliki kesempurnaan yang diinginkan wanita. Pintar, cantik, bijaksana dan tentunya juga kaya raya. Keelokanya ini membuatnya tersohor keberbagai negeri sehingga membuat banyak pangeran dari berbagai negeri ingin mempersuntingnya. Setiap pangeran yang datang untuk meminangnya, tidak satupun diantara mereka menerima penolakan. Namun, antara pangeran yang satu dengan lainnya tidak menerima jika sang putri diperistri oleh banyak pangeran. Muncul kekhawatiran pada diri sang putri karena hal inilah yang nantinya sebagai penyebab timbulnya peperangan. Putri Mandalika begitu gelisah dan sering termenung memikirkan solusi dari masalah ini. Akhirnya Putri Mandalika memutuskan untuk memangil pangeran-pangeran yang telah dibutakan oleh cintanya ke sebuah daerah. Para pangeran pun berbondong-bondong datang menuju daerah tersebut. Sang putri yang telah ditungu-tunggu pun tiba dan menaiki sebuah bukit. Tak berapa saat putri pun menyapaikan beberapa patah kata hasil renungannya, bahwa ia memutuskan untuk tidak memilih salah satu diantara mereka. Dia lebih memilih untuk bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Lombok daripada harus memilih satu diantara mereka yang bisa menyakiti hati yang lainya, lebih baik dia mengorbankan dirinya dengan menceburkan diri kelaut dari atas bukit. Bukit Mandalika inilah yang diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai tempat Putri Mandalika menceburkan diri ke laut. Sehingga untuk mengenang kisah tersebut, setiap tahunnya antara bulan Februari dan Maret di Pantai Kuta dan daerah sekitarnya diselenggarakan upacara Bau Nyale untuk mengenang peristiwa ini. Kata Bau Nyale berasal dari Bahasa Sasak yang memiliki makna : Bau berarti menangkap sedangkan Nyale berarti sejenis cacing laut yang hidup dilubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut. Nyale atau cacing laut inilah yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai perwujudan dari Putri Mandalika.

Share This