Desa Sukarara
Desa Sukarara merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi salah satu sentra pengerajin kain tenun/songket di Pulau Lombok, berjarak ± 25km dari Kota MataramDesa Sukarara
Desa Sukarara merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi salah satu sentra pengerajin kain tenun/songket di Pulau Lombok, berjarak ± 25km dari Kota Mataram. Sebagian besar kaum wanita di desa ini bermatapencaharian sebagai pengerajin kain tenun/songket. Kemampuan menenun menjadi keterampilan yang harus dimiliki kaum wanita di Desa Sukarara karena menurut adat istiadat desa ini bahwa pada prosesi pernikahan seorang wanita diharuskan memberi kain tenun/songket buatannya sendiri kepada pasangannya dan masyarakat desa ini masih mempercayai tradisi bahwa seorang wanita yang tidak memiliki keterampilan menenun akan kesulitan mendapat jodoh. Kain tenun/songket yang dihasilkan Desa Sukarara adalah kain tenun yang dibuat dengan tehnik menambah benang dimana hiasan dibuat dengan menyisipkan benang warna, sutera perak, sutera emas, manik-manik, kerang atau uang logam diatas benang lungsi. Seluruh proses menenun di Desa Sukarara masih menggunakan alat tradisional sehingga dalam penyelesaiannya membutuhkan waktu cukup lama ± 1 bulan hanya untuk menghasilkan sebuah kain tenun/songket berukuran lebar 1.2 m dengan panjang 2m. Kain tenun/songket yang dihasilkan tidak hanya berupa pakaian, selendang ataupun sarung namun juga mempunyai fungsi dekoratif pelengkap ornamen interior rumah. Ciri khas kain tenun/songket terdapat pada pola berciri tradisional timur dan penggunaan benang emas pada kain tenun/songket yang dihasilkan. Pola dan tehnik pewarnaan yang digunakan dalam proses menenun oleh kaum wanita di Desa Sukarara adalah keahlian yang diberikan secara turun temurun dan terus akan dilestarikan generasi selanjutnya. Biasanya keahlian menenun diwaris oleh ibu kepada anak-anak perempuannya. Proses pembuatan kain tenun/songket dengan cara tradisional membutuhkan beberapa persiapan mulai dari persiapan pembuatan benang pakan hingga pembuatan zat pewarna. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat benang berupa kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas dan daun palem. Alat yang digunakan untuk menghasilkan benang dari bahan-bahan tersebut berupa pemberat yang berbentuk seperti gasing berbahan kayu/terakota yang diputar dengan jari tangan. Sedangkan untuk bahan pewarna yang digunakan berbahan pewarna alami seperti warna coklat kemerahan dihasilkan dari pohon mahoni, warna coklat muda dari batang jati, warna coklat tanah dihasilkan dari biji asam, warna coklat tua dihasilkan dari batang pisang busuk, dan warna ungu dihasilkan dari kulit manggis atau anggur. Kain tenun/songket Desa Sukarara memiliki ciri khas tersendiri dengan motif yang berbeda dengan kain-kain tenun lainnya yang ada di Indonesia. Ciri khas dari motif kain tenun/songket antara lain motif rumah adat, lumbung dan motif tokek yang masih terus dipertahankan hingga saat ini. Selain menghasilkan kain tenun/songket, Desa Sukarara juga menghasilkan tenun ikat yang berbahan katun.