Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kerandangan

Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kerandangan

BKSDA Kerandangan ditunjuk sebagai kawasan konservasi berdasarkan  Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 494/Kpts-II/1992 tanggal, 1 Juni 1992 seluas 396,10 Ha. secara administratif BKSDA Kerandangan termasuk ke dalam wilayah Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara astronomis BKSDA Kerandangan terletak pada 8° 20’ 13” – 8° 20’ 15” LS dan 116° 04’ 00” – 116° 04’ 03” BT. Kondisi topografi BKSDA Kerandangan terletak pada ketinggian antara 10 – 200 m dpl. Kondisi bentang alam yang bervariasi, datar (kemiringan 0 – 5°), agak datar (kemiringan 5 – 10°), bergelombang (kemiringan 10 – 30°), berbukit (kemiringan 30 – 50°) dan tebing curam (kemiringan >65°). Menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, BKSDA Kerandangan memiliki tipe iklim D yang sangat dipengaruhi oleh angin muson. Musim hujan umumnya jatuh pada bulan November – Maret. Pada musim hujan rata-rata curah hujan 110,54 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan per bulannya 4,58 hari. Formasi geologi di BKSDA Kerandangan berdasarkan peta geologi Indonesia tahun 1985 mempunyai formasi geologi yang terdiri dari batuan sediment neogen dan batuan vulkanik recent. Jenis tanah di BKSDA Kerandangan terdiri dari tanah regosol yang membentuk wilayah vulkan dan tanah mediteran dengan kelompok wilayah pegunungan lipatan. Formasi geologi di BKSDA Kerandangan terdiri dari batuan endapan dan batuan vulkanik recent. Jenis-jenis tanah di BKSDA Kerandangan terdiri dari tanah aluvial, litosol, regosol dan mediteran. Jenis tumbuhan antara lain Kelicung (Dyospiros malabarica), Terep (Arthocarpus  elastica), Sentul (Aglaia sp), Beringin (Ficus benjamina), Goak (Ficus  sp), Klokos Udang (Dracontomellon mangiferum)  dan  Jukut (Eugenia  sp). Kondisi topografi dengan bentang alam yang bervariasi, datar, agak datar, bergelombang, berbukit dan tebing curam. Variasi bentang alam ini, menjadikan  BKSDA Kerandangan alternatif wisata trekking di Pulau Lombok. Pada musim hujan (Bulan Desember – Mei) pengunjung dapat menikmati keindahan Air Terjun Gua Walet yang berjarak ± 1,5 kilometer dari Pondok Kerja dan Air Terjun Putri Kembar yang berjarak ± 2 kilometer dari Pondok Kerja dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak sambil menikmati keindahan kupu-kupu dan suara burung serta kesunyian hutan.  Air Terjun Gua Walet setinggi ± 2 meter dapat sekedar dinikmati keindahannya sambil duduk di bebatuan sungai ataupun mandi. Berjalan kurang lebih 500 meter ke sebelah atas air terjun tersebut dengan melalui jalan setapak dan melewati hutan asli kawasan pengunjung dapat menikmati keindahan Air Terjun Putri Kembar yang terdiri dari dua buah air terjun yang berhadapan setinggi ± 7 meter. Keindahan air terjun ini dapat dinikmati di hamparan lantai batu yang menyusun dasar air terjun dan beberapa meter setelahnya sambil menikmati kesunyian hutan. Berjalan santai mengikuti jalur  trekking  yang telah disediakan, di beberapa titik kawasan jika beruntung dapat dijumpai satwa liar antara lain Celepuk Rinjani ( Otus Jolanodea ), Burung Gosong Kaki Merah ( Megapodius Reinwardt ), Walik Kembang ( Ptilinopus Melanauchen ), Paok Laus ( Pitta Elegans Concinna ), Ayam hutan (Gallus Gallus), Cerucukan (Pycnonotus Goaivier), Koakiau (Philemon Buceroides), Kecial Kuning (Zoosterops Palpebrosus),  Srigunting (Dicrurus Densus), Raja Udang Biru (Halcyon Chloris), Kepodang (Oriolus Chinensis), Biawak (Varanus Salvator), Kera Abu Ekor Panjang (Macaca Fascicularis). Menyusuri jalur trekking barat di beberapa areal yang memberi pandangan terbuka bukit timur dapat dijumpai Kera Hitam/Lutung/Ebony Leaf Monkey (Tracypithecus Auratus) yang di NTB hanya hidup di Pulau Lombok salah satunya di BKSDA Kerandangan. Menyusuri jalur ini dan jalur di kaki   Bukit Mangsit dapat dijumpai beraneka ragam kupu-kupu dan jika beruntung dapat dijumpai  Troides helena  kupu-kupu langka yang dilindungi undang-undang. Selain air terjun, keanekaragaman flora dan fauna, kawasan BKSDA Kerandangan juga cocok bagi yang senang melakukan aktivitas menyusuri hutan (jungle trekking), terutama di Bukit Mangsit dan Bukit Senggigi. Kawasan ini juga sering dipergunakan untuk outbond  oleh masyarakat.


Share This